Radio Aceh Tengah

Senin, 02 September 2013

Makanan Khas Gayo Takengen


Add caption

Sebahagian besar orang gayo baik yang berdomisili di tanoh gayo maupun diperantauan sudah mengetahui makanan dan masakan gayo ini, hanya sebagai pengingat dan memberitahukan kepada yang belum mengetahui, bahwasanya gayo juga memiliki makanan dan masakan khas tersendiri yang sebagian masakan ini memakai tumbuhan yang hanya banyak terdapat di gayo.Berikut beberapa makanan dan masakan gayo yang seperti yang di rangkum lintas gayo:
1. Gutel, makanan yang terbuat dari gabungan tepung beras, kelapa parut dan garam ini sering menjadi kiasan dalam  tutur dan bahasa gayo yang dikarenakan  makanan ini bertekstur kaku atau padat (del_gayo) seperti “gutel del lepat tuli”. Dulunya jika membuat gutel tepung beras yang akan dipakai di tumbuk (tutu-gayo) didalam lusung kemudian diayak dengan cara di tenting (pemisahan tepung yang halus dengan kasar menggunakan niyu/tampah).Pembuatan gutel ini tidak begitu sulit, tepung beras yang telah di campur dengan kelapa parut dan garam kemudian dikepal-kepal ( kemul-gayo) yang kemudian dua buah gutel yang sudah di kepal di satukan dengan di ikat menggunakan daun pandan dalam istilah gayo gutel seperti ini disebut gutel ” sara upuh kerung roa” atau sebagian masyarakat ada yang membungkus dengan menggunakan daun pisang, ni semua tergantung selera seperti apa.Gutel sangat enak jika dinikmati di pagi hari atau sore hari dengan dikawani secangkir kopi khas gayo.
2. Lepat, makanan yang satu ini ada yang terbuat dari tepung ketan (pulut), labu tanah (petukel_gayo) dan ada yang berbahan dari singkong (gadung-gayo). Yang sering dibuat oleh masyarakat gayo jika menjelang bulan ramadhan, lebaran idhul fitri dan idhul adha ialah lepat yang berbahan tepung ketan, karena kebiasaan masyarakat gayo jika menjelang bulan ramadhan atau pun lebaran setiap rumah saling bergantian dan tukar menukar lepat yang telah dibuatnya, dan ini merupakan kebiasaan yang telah lama ada.Lepat yang terbuat dari tepung ketan, tepung ketan yang akan di pakai terlebih dahulu diaduk menjadi satu dengan menggunakan air gula aren yang telah dimasak  dan kebiasaan orang dulunya tepung ketan itu di aduk menggunakan manesen (air aren yang diambil dan langsung dimasak), sehingga nantinya hasil adukan tepung ketannya akan berwarna coklat. Lepat hampir sama dengan timpan aceh sama-sama dibungkus dengan mengunakan daun pisang yang membedakannya ukuran lepat lebih besar dari timpan aceh, daun pisang yang digunakan tidak harus daun mudanya serta inti atau dalaman lepat berisi kelapa yang diparut yang terlebih dahulu dimasak dengan menggunakan gula aren atau gula pasir biasa.
3. Gegerip, makanan yang satu ini sudah jarang ada dan dibuat atau dijual oleh masyarakat gayo yang dikarenakan jarangnya peminat makanan ini mungkin dikarenakan tekstur makanan ini yang sangat keras dan alot (liet-gayo).Gegerip terbuat dari nasi yang dijemur dan dikeringkan yang kemudian dicampur dengan gula merah baru dionseng-onseng sebentar.
4. Brahrum, di aceh makanan ini dikenal dengan sebutan bohruhrum atau di pulau jawa makanan ini disebut onde-onde, tapi di gayo makanan ini dikenal dengan sebutan brahrum. Makanan yang terbuat dari tepung ketan ini di bentuk menjadi bulat yang kemudia tengahnya diisi potongan gula aren (gula tampang- gayo) dan kemudian direbus di air mendidih jika sudah terapung berarti makanan ini telah masak yang kemudian di lumuri dengan parutan kelapa.
5. Apam, makanan yang mungkin di seluruh pelosok indonesia mengenalnya dengan sebutan serabi, di gayo serabi dikenal dengan sebuatan apam dan biasanya dimakan dengan menggunakan santan yang telah dimasak dan dicampurka gula biar terasa manis.
6. Masam jeing, masakan yang tidak asing di telinga dan lidah orang gayo maupun pendatang yang telah merasakan betapa dahsyatnya cita rasa masakan ini. Masakan khas gayo ini adalah masakan yang merupakan gabungan beberapa sayuran seperti kentang, labu siam (buah jepang-gayo), kacang koro, jamur, dan lain-lain tergantung selera penikmat masakan ini. Ada sebagian penikmat masakan ini menjadikan ikan yang dimasam jeing seperti ikan jaher (mujahir/ nila), ikan bawal, dan bandang. Bumbu yang digunakan inilah yang membuat masakan ini semakin terasa selain cabe merah, bawang merah, kunyit, garam dan terasi ada empan (tanaman hutan yang saat ini tengah dibudidayakan yang jika dimakan akan terasa kebas di lidah), gegarang (tanaman yang menjadi tanaman wajib setiap rumah orang gayo, tumbuhan yang hidup seperti rumput dan jika dicium punya bau tersendiri) dan terong padul (tomat cherry) tanpa lupa diberi percikan air jeruk sayur (bukan jeruk lemon atau nipis karena akan menghilangkan cita rasanya).
7. Pengat, bumbu masakan ini tidak jauh berbeda dengan masam jeing yang membedakannya adalah pengat dimasak dan disajikan tanpa kuah seperti masam jeing, masakan ini dikeringkan dan lebih enak jika ikan atau sayur yang dimasak pengat dimasak diatas bejana terbuat dari tanah (belanga tanoh-gayo) dan dimasak diatas kayu api. Ikan yang sering dipengat masyarakat gayo adalah ikan-ikan yang berasal dari danau laut tawar seperti depik, mujahir dan lain-lain.
8. Dedah, masakan yang satu ini mengunakan ikan dan kebiasaan orang gayo ikan yang didedah itu adalah ikan depik rajikan bumbunya sangat sederhana yang terdiri kunyit, bawang merah yang keduanya dihaluskan, empan, gegarang dan percikan jeruk sayur tanpa lupa membubuhkan belahan cabe hijau.
9. Tenaruh dedah. Tenaruh (telur) yang digunakan adalah telur bebek, yang dimasak di atas daun pisang dengan hanya menambahkan bawang merah, garam dan jeruk sayur tanpa menggunakan minyak goreng atau air namun hanya di onseng-onseng di atas daun pisang tersebut
10. Cecah, makanan/masakan ini dijadikan pelengkap saat makan dengan sayur yang di rebus seperti pujuk jepang, daun ubi, dan lain-lain. Cecah bisa meningkatkan selera makan, di gayo ada cecah yang di makan dengan sayur rebus biasanya cecah trong agur (terong belanda), cecah trong padul (tomat cherry) dibuat tanpa proses dimasak.10. Cecah ries, cecah yang ini berbeda dengan cecah yang sebelumnya, cecah ini adalah masakan yang terdiri dari ayam atau burung yang dipanggang yang kemudia dagingnya disuir-suir, ditambahkan batang pisang bagian paling dalamnya, merica, ketumbar, bawang merah, bawang putih, garam, jeruk sayur dan kelapa gonseng yang dihaluskan.
12. Cecah reraya atau cecah kekulit. Kenapa di sebut dengan cecah reraya karena masakan yang satu ini sering di buat masyarakat gayo saat menjelang bulan ramadhan, lebaran idhul fitri dan adha. Bumbu yang dipakai hampir sama dengan cecah ries namun cecah reraya tidak memakai batang pisang dan ayam atau burung yang dipanggang namun terdiri dari kulit kerbau atau lembu yang sudah di bakar dan dibersihkan, hati dan jantung kerbau, danging kerbau, sere, lengkuas dan diberikan perasan pati dari uweng (batang pohon hutan yang hidup di gayo yang rasanya kelat).Jika ingin merasakan masakan dan makanan khas gayo ini bisa dan sangat mudah di jumpai di daerah takengon banyak rumah makan yang menyediakan masakan ini seperti di cafe batas kota daerah paya tumpi dan makanan gayo bisa didapat di pasar tradisional takengon yang buka setiap pagi muali jam 04.00 wib pagi sampai 10.00 wib menjelang siang.Menurut inen nur yang merupakan penjual makanan khas gayo ini, dia telah memiliki pembeli tetap setiap paginya dan pembelinya tidak hanya orang-orang gayo namun banyak juga dari bukan orang gayo bahkan dari orang-orang china yang tinggal di takengon juga ada.(lintasgayo’s texts)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar